Indonesia Menarik Investasi $105 Miliar pada Tahun 2024

Miliar

Jakarta. Indonesia mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah menarik dana sebesar Rp 1.714,2 triliun atau sekitar $105 miliar sepanjang tahun 2024 dengan sebagian besar uang tersebut berasal dari investor internasional.

Mantan Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah menetapkan target bagi Indonesia untuk mencatatkan investasi gabungan senilai Rp 1.650 triliun di tahun terakhir masa jabatannya. Ini berarti Indonesia berhasil mencapai 103,9 persen dari target tersebut meskipun terjadi pergantian presiden ke Presiden petahana Prabowo Subianto pada kuartal keempat. Secara keseluruhan, aliran investasi yang masuk ke Indonesia mengalami pertumbuhan 20,8 persen secara tahunan (yoy), menurut Menteri Investasi Rosan Roeslani. Investasi ini juga menciptakan lapangan kerja bagi hampir 2,5 juta orang.

Penanaman modal asing langsung (FDI) menyumbang 52,5 persen dari apa yang tercatat di Indonesia sepanjang tahun lalu, yakni sebesar Rp 900,2 triliun.

Industri logam dasar menjadi yang paling diminati oleh investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia yang kaya sumber daya alam pada tahun itu. FDI di subsektor ini mencapai $13,6 miliar, diikuti oleh subsektor pertambangan yang mencatatkan $5,2 miliar dari investor internasional.

“Selama 10 tahun terakhir, Singapura selalu menjadi investor asing teratas kami. Tahun lalu, kami mencatat FDI dari Singapura sebesar $20,1 miliar pada Januari-Desember 2024. Hong Kong adalah sumber FDI terbesar kedua kami dengan $8,2 miliar, dan kemudian China sebesar $8,1 miliar,” kata Rosan dalam jumpa pers di Jakarta.

Arus masuk FDI dari negara tetangga Malaysia mencapai $4,2 miliar. AS, yang baru-baru ini menyaksikan kembalinya Presiden Donald Trump ke Gedung Putih, menginvestasikan $3,7 miliar di Indonesia tahun lalu.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan nilai komoditasnya dalam rantai nilai sebagai bagian dari rencana pengembangan industri hilir yang besar. Indonesia mendorong para produsen internasional untuk mendirikan pabrik produksi mereka di negara ini, terlepas dari sektornya: baik pertambangan mineral, pertanian, atau bahkan kehutanan. Dengan cara ini, negara ini dapat menambah nilai ekspor komoditasnya.

Menurut Rosan, investor nampaknya antusias dengan rencana tersebut, mengingat data menunjukkan industri hilir mencatatkan investasi sebesar Rp 407,8 triliun sepanjang 2024. Angka ini setara dengan 23,8 persen dari total investasi di Indonesia pada tahun tersebut.

Sekitar Rp 245,2 triliun dari investasi tersebut masuk ke industri peleburan mineral. Indonesia yang kaya nikel membukukan Rp 153,2 triliun di industri peleburan logam putih keperakan itu pada periode yang sama. Masterplan pengembangan industri hilir Indonesia diawali dengan nikel, diawali dengan larangan ekspor bijih nikel mentah pada 2020. Data juga menunjukkan ekosistem baterai kendaraan listrik Indonesia mencatatkan investasi sebesar Rp 8,4 triliun pada 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *