Kota Tua Jakarta atau Kota Tua Jakarta mengingatkan kita pada era Belanda, dengan arsitektur kolonial dan referensi sejarahnya. Jalan-jalan di Kota Tua dipenuhi dengan bangunan dan struktur yang berasal dari masa kolonial, yang sebagian besarnya kini dialihfungsikan menjadi museum. Kawasan ini juga dipenuhi dengan kafe dan restoran.

Dikenal juga sebagai Batavia Lama, kawasan yang relatif kecil ini, seluas 1,3 km persegi, dulunya merupakan pusat administrasi dan bisnis terpenting di negara ini. Meskipun tidak semua bangunan terpelihara dengan baik, kawasan ini tetap menjadi objek wisata yang menarik saat ini yang memberikan gambaran sekilas tentang sejarah dan budaya kolonial Jakarta. Kawasan ini juga terkenal dengan pasar malamnya yang ramai.

Kota Tua Jakarta dipenuhi dengan bangunan-bangunan kolonial yang kini disulap menjadi tempat wisata. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata utama di kawasan Kota Tua.

1. Alun-alun Fatahillah – Alun-alun ini dulunya merupakan pusat pemerintahan Belanda, dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang dulunya merupakan rumah atau kantor Perusahaan Hindia Timur Belanda. Berjalan-jalan di sekitar alun-alun ini sudah cukup untuk membawa Anda kembali ke masa lalu. Namun, pada akhir pekan dan hari libur, Alun-alun ini ramai dengan berbagai kegiatan karena pengunjungnya berjalan-jalan atau menyewa sepeda warna-warni untuk berkeliling. Ada banyak kios makanan kaki lima dan berbagai toko, serta, terkadang, pertunjukan seni juga diadakan di sini. Orang dapat melihat atau dengan mudah mencapai bangunan-bangunan penting di Kota Tua dari Alun-alun Fatahillah.

2. Museum Sejarah Jakarta – Dikenal juga sebagai Museum Fatahillah, bangunan ini dulunya adalah Balai Kota pada masa Belanda. Museum ini menyimpan berbagai artefak yang berhubungan dengan sejarah Jakarta. Pameran yang dipamerkan berkisar dari masa prasejarah hingga kemerdekaan Indonesia. Bahasa Indonesia: Dibangun pada tahun 1710, arsitekturnya menyoroti gaya dan desain Belanda. Orang juga dapat melihat perabotan kolonial yang digunakan, serta ruang bawah tanah tempat pejuang kemerdekaan Pangeran Diponegoro dipenjara.

3. Museum Wayang – Museum Wayang juga dikenal sebagai Museum Boneka. Bangunan museum berasal dari tahun 1640 dan merupakan Gereja Belanda Tua. Museum itu sendiri dibuka pada tahun 1975 dan merupakan rumah bagi wayang tradisional Indonesia, serta wayang dari daerah lain di Indonesia, Thailand, Myanmar, Cina, dan banyak lagi. Ada juga bengkel boneka yang dapat Anda ikuti untuk mempelajari cara membuat boneka tradisional.

4. Museum Seni Rupa dan Keramik – Dulunya Pengadilan Keadilan Perusahaan Hindia Timur Belanda, bangunan itu menjadi barak militer dan gudang. Kemudian diubah menjadi kantor Walikota dan kantor Museum Jakarta. Akhirnya, pada tahun 1990 diresmikan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik dengan koleksi lukisan dan tembikar keramik yang indah. Lukisan-lukisan seniman terkenal, seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh dan Effendy dipajang di sini. Arsitektur megah berpilar putihnya menjadi latar belakang foto yang bagus.

5. Museum Bank Indonesia – Bank ini merupakan pusat keuangan utama Belanda dan kemudian dinasionalisasi. Diubah menjadi museum pada tahun 2009 dan memiliki pajangan menarik yang menceritakan sejarah bank-bank di Indonesia.

6. Museum Bahari – Bangunan ini dulunya merupakan gudang dan kini memamerkan sejarah laut dan aktivitas laut terkait selama bertahun-tahun. Menara Syahbandar berdiri di dekat museum dan merupakan objek wisata penting di sini.

7. Kantor Pos dan Galeri Seni – Kantor Pos Belanda, bangunan ini dirancang dengan mempertimbangkan iklim Indonesia. Dengan beberapa jendela, Kantor Pos ini memajang pajangan di lantai dua. Anda juga dapat mengirim kartu pos dari sini ke rumah.

8. Museum Bank Mandiri – Museum ini menunjukkan berbagai proses perbankan abad ke-19 dan ke-20, serta mata uang, peralatan perbankan, koin, dll. Namun, bangunannya indah dengan perabotan, tata letak, dan jendela kaca yang menarik.

9. Batavia Café – Sebuah restoran populer, Batavia Café dirancang dengan arsitektur kolonial. Dibangun pada tahun 1820-an, kafe ini menyajikan masakan Belanda dan juga mementaskan pertunjukan.

Beberapa atraksi lainnya adalah Jembatan Kota Intan atau Jembatan Pasar Ayam, Toko Merah atau Toko Merah, Masjid Luar Batang, Pasar Ikan, Kim Tek le kuil Buddha tertua di Jakarta, dan banyak lagi. Anda dapat mendaftar untuk tur jalan kaki atau menyewa sepeda untuk menjelajahi Kota Tua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *