Menteng Jakarta Asal Mula Konsep Kota Modern dan Terpadu Masa Kini

Menteng

Ketika mendengar nama Menteng, yang pertama kali terlintas di pikiran adalah Menteng merupakan kawasan pemukiman bagi masyarakat kelas atas. Menteng memang kawasan elite dengan banyak rumah mewah. Namun, tahukah Anda bahwa kawasan Menteng sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda? Ratusan tahun lalu, Menteng sempat mencuri perhatian para penjajah. Awalnya, kawasan ini merupakan hutan yang ditumbuhi pohon buah Menteng (Baccaurea racemosa). Itulah sebabnya masyarakat menamakan kawasan ini dengan sebutan Menteng. Dulunya, kawasan ini merupakan kawasan yang kurang dikenal di selatan Batavia pada abad ke-17 dan dihuni oleh banyak binatang buas. Cerita lain menyebutkan bahwa nama Menteng berasal dari seorang saudagar Bugis dan Makassar yang bernama Daeng Menteng. Semasa hidupnya, Daeng Menteng pernah mengabdi kepada Pemerintah Hindia Belanda dan mendapatkan hadiah berupa tanah di kawasan Menteng saat ini.

Menteng mendapat dorongan pembangunan pada masa ekspedisi Hindia Belanda yang dipimpin Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1810. Diperkirakan satu abad kemudian, pemerintah Belanda membeli sebagian tanah Menteng untuk dijadikan perumahan bagi para pegawai Belanda. Desain pembangunan Menteng dibuat dua kali oleh seorang arsitek ternama, yaitu Adrian Jacobus Moojen. Berdasarkan rancangannya, ia menjadikan Menteng menjadi bagian dari pembangunan kawasan Gondangdia di sebelah utara. Desain arsitekturnya mengikuti gaya perencana asal Inggris, Ebenezer Howard, yang ciri utamanya adalah integrasi permukiman dan taman kota. Namun, desain Mugen lebih modern, mengembangkan kawasan Menteng menjadi kawasan suburban yang terintegrasi dengan fasilitas publik lainnya seperti jaringan jalan, sekolah, tempat ibadah, dan jalur jalan yang menghubungkan kawasan lainnya. Karena kawasan ini cukup lama mendapat pengaruh pembangunan pemerintahan Belanda, tidak mengherankan jika di Menteng sering ditemukan bangunan-bangunan tua bergaya Eropa.

Jalan dan saluran air dibangun Menteng, demikian pula berbagai bangunan pendukung, seperti NV de Bouwploeg (sekarang Masjid Cut Mutiah), Gedung Bataviasche Kunstkring (sekarang Kantor Imigrasi), Nassaukerk (sekarang GPIB Paulus), sebuah sekolah (Sekolah Dasar Theresia, dibuka tahun 1927), dan sebuah gedung bioskop. Gedung bioskop yang ada waktu itu bernama Bioskop Menteng, dibangun tahun 1950 dengan gaya ropean India (sekarang berubah menjadi Plaza Menteng). Setelah Indonesia merdeka, Menteng tetap menjadi kawasan elite utama di pusat kota Jakarta. Selain konsulat, terdapat beberapa situs dan lokasi bersejarah, misalnya bekas kediaman Laksamana Maeda, sekarang Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang terletak di Jalan Imam Bonjol. Menteng juga terkenal sebagai tempat mantan Presiden Amerika Serikat yang terkenal, Barack Obama, menghabiskan masa kecilnya.

Saat ini, Menteng ditetapkan sebagai kawasan berstatus kecamatan yang menjadi bagian dari Kotamadya Jakarta Pusat. Secara keseluruhan, Menteng memang memiliki keunikan dan sejarah tersendiri, terutama karena berada di jantung kota Jakarta. Banyaknya peninggalan budaya dengan arsitektur khas Belanda membuat Menteng terasa seperti “mesin waktu portal” ke masa lalu. Penasaran untuk menghabiskan hidup Anda di Menteng yang menakjubkan dan glamor? Kami, Ray White Menteng, siap membantu Anda merasakannya! Ingat Residential! Ingat Ray White!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *