Pemerintah petakan kebutuhan warga terdampak banjir di Jabodetabek

Pemerintah

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah saat ini tengah mengidentifikasi kebutuhan utama warga sebagai bagian dari penanganan banjir di Jabodetabek.

Mulai dari penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan dan layanan kesehatan, hingga pemulihan infrastruktur dan rehabilitasi kawasan.

“Pertama, penyelamatan masyarakat terdampak melalui evakuasi dan penyiapan tempat pengungsian. Kedua, pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan dan kebutuhan pokok krusial lainnya selama Ramadan,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno di Jakarta, Selasa.

Prioritas ketiga, pemulihan permukiman dan infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas publik lainnya, imbuhnya.

Hal tersebut disampaikannya saat rapat koordinasi virtual tentang tanggap darurat bencana hidrometeorologi.

Menteri menyampaikan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti TNI, Polri, relawan, lembaga kemanusiaan, lembaga usaha, dan sumber daya lainnya untuk melakukan upaya tanggap darurat di lapangan.

Sementara itu, kementeriannya akan mendukung koordinasi mobilisasi sumber daya lintas kementerian dan lembaga agar penyaluran bantuan merata.

“Kita harus bergerak cepat. Prioritas kita adalah menyelamatkan dan mengevakuasi masyarakat terdampak, serta memastikan kebutuhan dasar para korban terpenuhi,” tegas Pratikno.

Sebagai langkah mitigasi, pemerintah akan terus melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan di wilayah terdampak, imbuhnya.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, daerah rawan banjir, dan daerah rawan longsor untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir setinggi 1–4 meter mengalir ke hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung di Puncak, Bogor, hingga ke sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor, Jakarta, dan Kota Depok.

Banjir bandang tersebut dipicu oleh tingginya curah hujan beberapa hari terakhir.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Selasa, menyebut curah hujan yang tinggi di Kota Bogor pada Minggu malam tergolong ekstrem, dengan intensitas hujan lebih dari 110 mm per hari.

Curah hujan yang ekstrim tersebut diduga menyebabkan DAS Ciliwung meluap. Banjir bandang yang diakibatkannya menggenangi beberapa kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, dengan air banjir bergerak ke hilir hingga ke Jakarta, Depok, Kota Bogor, dan Kota Tangerang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *