Sebagai salah satu alun-alun terbesar di dunia, Lapangan Merdeka memiliki ruang terbuka hijau yang dinaungi pepohonan, jalan beraspal yang berkelok-kelok di sekelilingnya, dan Monumen Nasional Indonesia di tengahnya. Di sana juga terdapat kandang rusa, air mancur musikal, serta ruang olahraga dan rekreasi di lahan seluas 75 hektare.

Tanpa biaya masuk, Lapangan Merdeka terbuka untuk umum sepanjang hari. Lapangan ini dikenal cukup ramai sebagai lokasi pameran lokal, pasar kerajinan, dan bahkan parade militer. Terletak di pusat Kota Jakarta, Lapangan Merdeka terkenal akan nilai sejarah, budaya, dan arsitekturnya. Mulai dari melihat rusa berkeliaran bebas di kandangnya hingga menikmati piknik keluarga atau mengagumi Jakarta dari atas Monumen Nasional, ada banyak kegiatan di Lapangan Merdeka yang akan membuat Anda sibuk selama berjam-jam!

Arsitektur dan Desain Lapangan Merdeka

Lapangan Merdeka dirancang sebagai empat jalan diagonal yang bertemu untuk membentuk ‘X’ dengan Monumen Nasional di tengahnya. Jalan-jalan ini membagi alun-alun menjadi bagian Utara, bagian Selatan, bagian Timur, dan bagian Barat. Sementara bagian Selatan telah dikembangkan menjadi kompleks bangunan, bagian lainnya tetap menjadi ruang taman terbuka.

Jalan-jalan tersebut awalnya terbuat dari aspal tetapi dengan renovasi pada tahun 1990-an, ini diubah menjadi trotoar batu Prancis. Selain itu, sebuah plaza dibuat di tengah alun-alun di sekitar Monumen Nasional.

Anda akan menemukan bahwa Lapangan Merdeka memiliki dua zona: Taman Medan Merdeka (ruang taman) dan Ruang Agung (ruang besar) di sekitar Monumen Nasional. Zona Taman Medan Merdeka memiliki empat taman yang mencakup atraksi kecil seperti patung dada penyair Indonesia Chairil Anwar, patung pahlawan Indonesia Kartini, taman rusa, kios makanan, dan air mancur musikal. Area-area ini digunakan untuk kegiatan lain seperti pertandingan sepak bola, jogging, menerbangkan layang-layang, dan piknik keluarga.

Zona Ruang Agung tidak memiliki pepohonan, sehingga perhatian penuh tertuju pada monumen nasional. Zona ini memiliki area berumput kecil, plaza beraspal, dan banyak tanaman hias. Zona ini digunakan untuk acara-acara nasional seperti parade militer, upacara pengibaran bendera, dan demonstrasi warga. Setiap Hari Kemerdekaan, merupakan kebiasaan untuk mengibarkan replika bendera nasional dan teks Proklamasi Kemerdekaan di Palang Merdeka dalam perjalanan menuju Istana Merdeka pada pagi dan sore hari.

Monumen Nasional

Seseorang tidak akan bisa mengunjungi Lapangan Merdeka tanpa mengunjungi monumen di tengahnya: Monumen Nasional, yang secara lokal dikenal sebagai Monas. Monumen ini dibuka untuk umum pada tahun 1975 untuk memperingati perjuangan kemerdekaan negara itu melawan penjajahan. Menjulang setinggi 449 kaki, monumen ini terbuat dari obelisk marmer Italia di atas panggung persegi.

Monumen Nasional ini memiliki alu dan lumpang raksasa untuk melambangkan akar pertanian Indonesia sementara api di puncaknya (dilapisi dengan lapisan emas) melambangkan semangat rakyat yang tak pernah padam. Penafsiran lain adalah bahwa lumpang-alu melambangkan simbol filosofi lingga (organ pria) dan yoni (organ wanita). Bersama-sama, keduanya menggambarkan harmoni dan keseimbangan. Anda dapat naik lift setinggi 377 kaki ke platform pengamatan yang menawarkan pemandangan spektakuler.

Di dasar monumen, Anda akan menemukan dua museum: Freedom Hall dan Hall of Contemplation. Anda dapat mengunjungi museum tersebut dengan membayar Rp5.000 (INR 25) untuk dewasa dan Rp2.000 (INR 10) untuk anak-anak, sementara akses ke platform tontonan dibanderol dengan harga Rp10.000 (INR 50). Dari platform tontonan, Anda akan benar-benar melihat keajaiban arsitektur yang menjadi latar belakang terciptanya Lapangan Merdeka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *